Sinopsis Terbaru

Sinopsis Drama Korea Who Are You : School 2015 Episode 4 Part 2

blogger templates
-----------------------------------------------------------------------------------
Sinopsis Drama Korea Who Are You : School 2015 Episode 4 Part 2

Di tempat latihan renang yi an mendapatkan pengumuman dari pelatih jika akan ada kompetisi renang dan yi an di pilih untuk gaya bebas 100, 200 dan 400 , sedangkan yang lain di suruh memilih 3 perlombaan dan mendatangi pelatih, pengumuman selesai dan yi an akan pergi tapi sunbae-sunbae yi an menghadangnnya, mereka tidak suka yi an karena di perhatikan lebih dari pelatih dan mendapatkan pertandingan yang bagus. Sunbae “Mereka memberinya kesempatan dengan mudah. Karena itu dia sia-siakan saat lomba. Apa? Kau ingin berkelahi lagi.” Yi an “Maaf. Itu takkan terjadi lagi.” Yi an memberi hormat dan pergi dan itu malah membuat semuanya jadi heran.

Shi jin dan temannya mengikuti ujian untuk masuk ke kelompok belajar min joon, tapi shi jin kelihatan kesulitan mengerjakan soal matematika, sampai batas waktu habis ia tetap tidak bisa menjwabnya. Bahkan temannya sudah keluar terlebih dahulu dari pada dia.
Shi jin merebahkan kepalanya di meja dan song jo datang mengejutkan dengan es. Song jo minta shi jin bangun karena jika seperti ini shi jin sudah mirip dengan eun byul. Song jo lalu menunjukkan formulir untuk model berseragam, song jo sangat ingin jadi artis, song jo juga menawari shi jin karena ia punya formulir 1 lagi tapi shi jin bukan bermaksud iri seperti itu, shi jin hanya merasa dirinya ini tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk masa depannya.

Yi an kembali latihan sendiri di kolam renang, setelah berlatih satu putaran pelatih melihat kolam dan tau yi an sedang berusaha keras mempersiapkan pertandingannya, pelatih tersenyum dan pergi tanpa menyapa yi an. Yi an selesai latihan dan merasakan pundaknya sakit.(aduuuhh mau tanding pulak tu hmm)
Ayah yi an sedang bekerja dan siap-siap dengan peralatan berat yang sudah di naikkan ke atas mobilnya, yi an datang dan membantu mengangkat benda berat padahal ayahnya melarang karena tubuh yi an ini kan aset berharga. Yi an tidak mempermasalahkan hal itu dan minta ayahnya menunggu sebentar lagi karena ia akan berengkan lebih keras lagi. Ayah yi an minta anaknya jangan seperti ini meskipun yi an sukses nanti ayah yi an tetap tidak ingin hanya ongkang-ongkang kaki di rumah.


Mi gyeong dan eun byul kembali ke rumah, eun byul menatap rumah itu dan memegang erat tasnya, memantapkan hatinya.
Eun byul membuat bubur untuk ibunya karena ibunya kelihatan lelah dan eun byul khawatir, mi gyeong menyuruh eun byul untuk ke sekolah saja karena ia akan terlambat, eun byul akan menarik kursi untuk ibunya tapi mi gyeong melarangnnya karena ia sendiri yang akan melakukannya dan eun byul harus segera bersiap ke sekolah, mi gyeong akan mengantarkannya. Eun byul hanya ingin buburnya di makan dan ia akan berangkat ke sekolah naik bus saja.


Mi gyeong menegur cara bicara eun byul yang sangat sopan sekali, mi gyeong ingin eun byul bersikap seperti biasa saja dan memanggilnya “omma” eun byul pun akhirnya menurutinya dengan menambahkan kata omma di belakangnya.

Mi gyeong memakan buburnya dan memuji eun byul pintar sekali. Eun byul pun bersiap berangkat sekolah. Mi gyeong kembali memakan buburnya dengan sedih dan menangis lagi mengingat eun byul yang sebenarnya.

Eun byul di kamar sudah dengan seragam sekolahnya menghadap ke cermin, ia melihat dirinya dan menyetuh name tag eun byul “Kak, bisakah aku menjalani hidupku sebagai Go Eun Byul? Aku akan selalu percaya kau ada bersamaku. Aku akan hidup dengan benar agar tak membuat malu namamu.”
Eun byul berangkat sekolah dengan menggunakan bus, yi an yang berjalan kaki melihatnya dan segera menyetop bus itu tapi eun byul lebih konsentrasi ke ponselnya dan tidak tau ada yi an sudah duduk di belakangnnya. Yi an mengirimkan pesan pada eun byul
“Kau absen. Apa kau sakit?”
Eun byul tersenyum membacanya “Tidak.”
“Lalu? Bolos?”
“Ya.”
“Apa kau yakin kau Go Eun Byul?”  eun byul terdiam dan termenung membaca itu.

Yi an menyetuh kepala sebelah kanan eun byul dan ia melihatnya tapi itu kaca, eun byul berbalik melihat ke kiri dan yi an sudah pasang tampang manisnya di hadapan eun byul “Apa kau tak mau menjawab?” eun byul kaget mleihat yi an, lalu tersenyum juga. Yi an mencubit pipi eun byul dengan gemasnya, mereka pun saling cubit-cubitan. So sweet. (ini pasti yang ada di dalam mobil sama mereka gemes juga ngeliatnya kkke.. awww)

Di kelas, eun byul meminjam catatan shi jin karena ia tidak masuk dan akan menyalinya tapi song jo tanpa sengaja melihat gaya tulisan eun byul yang berubah dan ia merasa takjub karena hal itu, shi jin juga melihatnya dan itu memang berubah, bahkan shi jin menunjukkan gaya tulisan eun byul yang lama dari surat yang eun byul berikan padanya. Shi jin mencocokkannya dan itu benar-benar beda. Shi jin “Di film, meski kau lupa ingatan... tubuhmu masih ingat bagaimana melakukan banyak hal. Misalnya di olahraga yang kau bisa atau saat main piano.” Song jo juga membenarkan hal itu.


Song jo melempar yi an kertas karena sedang menggunakan headphone dan bertanya jika yi an hilang ingatan apa yi an tidak akan bisa berenang lagi nanti ? yi an “Entahlah... mungkin tidak bisa.” Eun byul langsung berubah ekspresi dan ia menutup bukunya akan melanjutkan nanti saja. Eun byul keluar kelas karena ia merasa pusing dan akan ke uks. Yi an memperhatikannya eun byul keluar kelas.

Di uks, seorang petugas berjaga dan bilang kalau bel sekolah sudah berbunyi jadi sebaiknya tae gwang kembali kekelas. Tae gwang yang ada di uks malah sibuk melihat ponselnya tentang berita ibunya yang akan menikah lagi, tae gwang tidak mau kembali ke kelas dan ia bilang masih sakit karena kecelakaan kemarin. Petugas “Jika kondisimu buruk, pergilah ke rumah sakit sekarang.” Tae gwang “Ini tak separah itu. Mungkin aku butuh...2 jam.” Petugas itu akan pergi ke administrasi jadi tae gwang tetap diam disini saja ya. (okeh)

Eun byul masuk ke uks dan melihat ada tae gwang disana, eun byul juga berbaring di ranjang uks di sebelah tae gwang. Eun byul “Gong Tae Kwang. Kudengar kau kecelakaan? Apa kau terluka ?” tae gwang melihat siapa yang bicara, tapi begitu tau itu eun byul, tae gwagn langsung menutup kembali gorden pembatas itu “Jangan bicara padaku. Kondisiku serius.”

Eun byul “Ingat yang kau bilang terakhir kali? Kau bilang aku tak memperlakukanmu seperti manusia. Kitapun pernah bicara cuma sekali. Berarti, kau pasti tak tahu apapun tentang aku.” Tae gwang tau satu hal tentang eun byul , apa itu ? hanya eun byul yang amnesia. Eun byul tersenyum dan ia merasa adil karena sama-sama tidak tau tentang mereka. eun byul menyukai itu.


tae gwang membuka gorden pembatas “Kau suka? Kalau kau amnesia?” eun byul berbalik dan menatap tae gwang “Mau kuberitahu suatu rahasia juga? Jangan percaya apapun perkataanku. Aku sungguh pembohong. namaku Go Eun Byul.” Tae gwang yang sudah serius mendengar merasa ia di bohongi, tae gwang juga memberikan rahasianya pada eun byul. Tae gwang menunjukkan foto ibunya yang seorang artis dan mengatakan song hee young itu adalah ibunya. tae gwang bahkan menyandingkan foto itu di wajahnya, tae gwang mencoba tersenyum agar terlihat mirip. Eun byul pun tersenyum juga.



Guru kim datang menemui dir go, dir go menyapa guru kim dengan ramah dan kelihatan dekat tapi guru kim menjawab seadanya dan kelihatan ketus. Dir go minta maaf karena tae gwang iseng masalah mobil itu, tapi guru kim berjanji akan bertanggung jawab. Dir go “Aku tahu kau sangat kecewa denganku.” Guru kim “Kecewa? Saya tidak punya hak untuk memakai istilah itu. Jika saya mengingat bahwa guru juga berusaha bertahan hidup... itu tidaklah buruk. Saya permisi.” (mimin yakin ada cerita masa lalu kurang mengenakan di antara mereka, apa lagi ada kata-kata guru juga harus bertahan hidup.. tapi sesuatu itu apa ya ? readers.. ada feeling ? )




Guru kim keluar dari ruangan dir go dan Eun byul berpas-pasan dengan guru kim, lalu mereka terhenti karena sebuah pesan masuk, isi pesan itu sama “[Setidaknya, bisakah kau mengingat kenangan baik?] [Jung Soo In]” eun byul ingat ia pernah bertemu dengan ibu soo in di depan cafe. Eun byul tanpa saar menyebut nama “jung soo in” dan itu terdengar guru kim, guru kim “Apa katamu?” eun byul “Bukan apa-apa. Saya hanya mendapat SMS aneh. Omong-omong, Pak... apakah ada yang bernama Jung Soo In di sekolah ini?” guru kim kelihatan gugup dan seperti menutupi sesuatu “Entahlah. Aku tak mungkin tahu nama siswa satu per satu.” Guru kim segera pergi. (ini menarik ini.. siapa jung soo in ? jung soo in juga pernah mengirimi eun byul asli saat wisata itu pesan sampai2 eun byul menjatuhkan ponselnya. Sebenarnya dia siapa ? dan setiap orang yang mendengar namanya seperti terkejut. Contohnya guru kim, lalu mi gyeong.. hmmm semakin ruet yes)



Di kelas, tae gwang merebahkan dirinya di meja, anak-anak yang lain malah bergosip tentang artis song hee young yang kabarnya merupakan mantan istri dari direktur mereka, anak-anak ini bahkan kasihan pada direktur karena hee young sudha menikah 3 kali tapi direktur sekali pun belum pernah menikah lagi. Tae gwang yang mendengar hal itu tidak suka apa lagi saat mereka menyebut kalau hee young menikahi laki-laki lain hanya untuk harta gono gini saja tae gwang jadi marah dan menendang gi tae yang mengatakan kalau harta gono gininya lebih besar dari ruang olah raga mereka.

Gi tae dan tae gwang terus bertengkar sampai babak belur, seorang siswa melapor ke guru kalau mereka bertengkar dan segera bergegas kekelas, tapi suasana kelas sudah ricuh, tae gwang berdarahdarah tapi ia hanya tertawa ketika di hajar gi tae, tae gwang jatuh tersungkur, eun byul yang ada di dalam ruangan itu mencoba menahannya dan bilang jangan lakukan itu tapi tae gwang yang sudah gelap mata malah menghempaskan tangan eun byul dan membuat eun byul terjatuh, tangannya menatap kaki kursi.

Yi an datang kekelas dan melihat eun byul terluka, ia segera menolongnnya dan menghentikan perkelahian ini, saat itulah guru datang. Guru meminta tae gwang dan gi tae mengikutinya.

Tae gwang melihat eun byul yang terluka, tae gwang khwatir dan akan melihatnya tapi yi an menahannya dan mendorong tae gwang sampai terjatuh, tae gwang hanya bisa melihat eun byul dengan tatapan penuh kekhwatiran. Yi an “Kau yakin tak apa?”


Eun byul. Song jo dan shi jin pulang sekolah bersama. Song jo mulai membuka bicara sebenarnya ia ingin tanya setelah eun byul ingatannya pulih, tapi eun byul terlihat aneh saat mereka pergi ke study tour. Shi jin juga menambahkan kalau ia melihat eun byul dan seorang pria bertengkar saat study tour dan eun byul memiliki luka di leher, luka itu bahkan cukup dalam. Eun byul jadi ingat apa yang di katakan tentang luka itu juga.

Setelah teman-temannya bicara uen byul jadi penasaran siapa lelaki itu sebenarnya ? apakah itu yi an ? song jo dan shi jin bilang itu bukan karena yi an tidak datang karena ada pertandingan.

Eun byul berdiri di luar gedung menunggu yi an, yi an keluar dan langsung menyapa apakah eun byul tidka sakit ? ini bukanlah luka serius jawab eun byul. Eun byul “Kau bilang kau mampir sebentar ke tempat study tour, kan? Apa mungkin, kau menemuiku? “ eun byul langsung bertanya hal itu pada yi an, yi an teringat ia pernah bicara dengan eun byul saat olahraga pagi bahwa ia datang kesana untuk menemui orang yang ia ingin ia lihat. Yi an kali ini menjwab dengan tidak jujur bahwa ia tidak menemui eun byul, eun byul “Song Joo dan Shi Jin bilang mereka melihatku bertengkar dengan seorang pria dekat hotel. Pertengkaran serius sampai ada luka di leherku. “ yi an yang tau bukan itu penyebabnya ingin menjelaskan tapi ia menahannya. Eun byul jadi semakin penasaran siapa itu.

Tae gwang asik main game di rumahnya, dir gong datang dan langsung mencabut aliran listrik dari game itu. dir gong langsung to the point meminta tae gwang untuk sekolah di luar negeri, tae gwang tanya kenapa ? apa selama ini ayahnya tidak puas mengirimkannya ke RS Jiwa selama 1 sampai 2 bulan ? tanpa di sangka dir gong malah bilang kalau mereka lebih baik untuk tidak bertemu.

Tae gwang “Benar. Kebenaran akhirnya muncul. Perlakuan apa ini? Kau hanya ingin menyingkirkanku dari pandanganmu.” Tae gwang pindah tempat duduk dan melanjutkan perkataannya “ Kau tahu ini hari apa, kan? Tak perlu hadiah. Tapi, bagaimana kalau kita bertiga makan bersama? Sudah 10 tahun lamanya. Kita juga bisa memberi selamat pada pernikahan ketiga ibu.” dir gong tentu marah mendengar hal itu dan mengatai tae gwang ini semakin lama mirip seperti ibunya.
Tae gwang berdiri berhadapan dengan ayahnya “Aku ingin tahu. Apa aku mewarisi sifat ibuku? Atau semua orang jadi seperti itu saat mereka tinggal dengan ayah?” dir gong “Menyedihkan. Berapa lama kau akan terus bersifat kekanakan begitu? Ini sudah tak tertahankan, tinggalkan rumah ini.” tae gwang “Tidak. Bukankah kau bilang ini hukumanmu? Terlahirnya aku adalah dosa? Maka kau tak seharusnya terus menerima hukumanmu? Dulu, mending aku mati saja!”

Dir gong marah dan langsung menampar wajah putranya yang sudah penuh luka “Apa itu yang seharusnya kau katakan pada ayahmu?” tae gwang bicara dengan nada yang serius “Pikirkan baik-baik. Anak mana yang harus mendengar dan menyaksikan itu selagi kecil... hingga menjadi orang sepertiku.”

Tae gwang merasa kesal dan melampiaskan kekesalannya dengan keluar rumah menggunakan alat seperti sepeda di jalan raya, tae gwang menjerit jerit meluapkan perasaaan kesalnya. 



yi an di rumahnya melihat medali itu dan membalik-balikkannya, yi an seperti memperhitungkan sesuatu ia akan menyesalinya atau tidak, sampai akhirnya yi an memutuskan untuk mengirim eun byul pesan dengan mantap melihat medali emas itu “Go Eun Byul, ada yang mau kukatakan padamu. Keluarlah sebentar.”

Ponsel eun byul ada di kamarnya yang kosong, yi an berlari keluar rumah utnuk bertemu eun byul tapi eun byul keluar rumah untuk membeli sesuatu.Dan di tengah jalan ia berpas-pasan dengan tae gwang. Eun byul bersikap seolah tidak melihat tae gwang begitu juga dengan tae gwang sampai akhirnya mereka saling berhenti “Kenapa denganmu? Muncul tiba-tiba.” Eun byul “ itu terserah aku”
Tae gwang melihat tangan eun byul yang terluka dan tanya kenapa eun byul ikut campur urusannya ? eun byul bilang tidak usah untuk khwatir. Tae gwang “Apa itu artinya, "aku tak baik-baik saja, jadi perhatikan aku"? Katamu semua yang kau katakan bohong.” Eun byul tidak ingin berdebat dan membiarkan tae gwang untuk berfikir sesukanya. Eun byul malah berjalan pergi lagi sampai tae gwang kembali memanggil “Hey! Masalahnya... hari ini aku ingin sendirian.” Eun byul dengan ketus menjawab “Memang siapa yang menghentikanmu?” tae gwang agak kecewa dengan jawaban itu karena artinya adalah sebaliknya kalau ia tidak ingin sendirian. Tanpa di sangka eun byul tersenyum dan malah berbalik melihat tae gwang.

Yi an berlari menuju rumah eun byul tapi di tengah jalan ia melihat eun byul sedang tertawa gembira bersama dengan tae gwang, eun byul di ajarkan bermain alat seperti sepeda milik tae gwang, yi an cemburu melihat mereka.


Di sekolah, guru kim akan masuk ke dalam kelas bersama siswa baru, siswa itu masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan dirinya, dia adalah so young siswa pembully di sekolah eun bi yang lama. So young yang melihat ke kelas kaget begitu melihat eun byul, eun byul yang sebenarnya eun bi juga kaget melihatnya karena ia kenal dengan so young. So young dan eun byul saling bertatapan.
Bersambung chingu...




0 Response to "Sinopsis Drama Korea Who Are You : School 2015 Episode 4 Part 2"

Post a Comment