Di tempat latihan renang yi an
mendapatkan pengumuman dari pelatih jika akan ada kompetisi renang dan yi an di
pilih untuk gaya bebas 100, 200 dan 400 , sedangkan yang lain di suruh memilih
3 perlombaan dan mendatangi pelatih, pengumuman selesai dan yi an akan pergi
tapi sunbae-sunbae yi an menghadangnnya, mereka tidak suka yi an karena di
perhatikan lebih dari pelatih dan mendapatkan pertandingan yang bagus. Sunbae
“Mereka memberinya kesempatan dengan mudah. Karena itu dia sia-siakan saat
lomba. Apa? Kau ingin berkelahi lagi.” Yi an “Maaf. Itu takkan terjadi lagi.”
Yi an memberi hormat dan pergi dan itu malah membuat semuanya jadi heran.
Shi jin dan temannya mengikuti
ujian untuk masuk ke kelompok belajar min joon, tapi shi jin kelihatan
kesulitan mengerjakan soal matematika, sampai batas waktu habis ia tetap tidak
bisa menjwabnya. Bahkan temannya sudah keluar terlebih dahulu dari pada dia.
Shi jin merebahkan kepalanya di
meja dan song jo datang mengejutkan dengan es. Song jo minta shi jin bangun
karena jika seperti ini shi jin sudah mirip dengan eun byul. Song jo lalu
menunjukkan formulir untuk model berseragam, song jo sangat ingin jadi artis,
song jo juga menawari shi jin karena ia punya formulir 1 lagi tapi shi jin
bukan bermaksud iri seperti itu, shi jin hanya merasa dirinya ini tidak tau apa
yang harus ia lakukan untuk masa depannya.
Yi an kembali latihan sendiri di
kolam renang, setelah berlatih satu putaran pelatih melihat kolam dan tau yi an
sedang berusaha keras mempersiapkan pertandingannya, pelatih tersenyum dan
pergi tanpa menyapa yi an. Yi an selesai latihan dan merasakan pundaknya
sakit.(aduuuhh mau tanding pulak tu hmm)
Ayah yi an sedang bekerja dan
siap-siap dengan peralatan berat yang sudah di naikkan ke atas mobilnya, yi an
datang dan membantu mengangkat benda berat padahal ayahnya melarang karena
tubuh yi an ini kan aset berharga. Yi an tidak mempermasalahkan hal itu dan
minta ayahnya menunggu sebentar lagi karena ia akan berengkan lebih keras lagi.
Ayah yi an minta anaknya jangan seperti ini meskipun yi an sukses nanti ayah yi
an tetap tidak ingin hanya ongkang-ongkang kaki di rumah.
Mi gyeong dan eun byul kembali ke
rumah, eun byul menatap rumah itu dan memegang erat tasnya, memantapkan
hatinya.
Eun byul membuat bubur untuk
ibunya karena ibunya kelihatan lelah dan eun byul khawatir, mi gyeong menyuruh
eun byul untuk ke sekolah saja karena ia akan terlambat, eun byul akan menarik
kursi untuk ibunya tapi mi gyeong melarangnnya karena ia sendiri yang akan
melakukannya dan eun byul harus segera bersiap ke sekolah, mi gyeong akan
mengantarkannya. Eun byul hanya ingin buburnya di makan dan ia akan berangkat
ke sekolah naik bus saja.
Mi gyeong menegur cara bicara eun
byul yang sangat sopan sekali, mi gyeong ingin eun byul bersikap seperti biasa
saja dan memanggilnya “omma” eun byul pun akhirnya menurutinya dengan
menambahkan kata omma di belakangnya.
Mi gyeong memakan buburnya dan
memuji eun byul pintar sekali. Eun byul pun bersiap berangkat sekolah. Mi
gyeong kembali memakan buburnya dengan sedih dan menangis lagi mengingat eun
byul yang sebenarnya.
Eun byul di kamar sudah dengan
seragam sekolahnya menghadap ke cermin, ia melihat dirinya dan menyetuh name
tag eun byul “Kak, bisakah aku menjalani hidupku sebagai Go Eun Byul? Aku akan
selalu percaya kau ada bersamaku. Aku akan hidup dengan benar agar tak membuat
malu namamu.”
Eun byul berangkat sekolah dengan
menggunakan bus, yi an yang berjalan kaki melihatnya dan segera menyetop bus
itu tapi eun byul lebih konsentrasi ke ponselnya dan tidak tau ada yi an sudah
duduk di belakangnnya. Yi an mengirimkan pesan pada eun byul
“Kau absen. Apa kau sakit?”
Eun byul tersenyum membacanya
“Tidak.”
“Lalu? Bolos?”
“Ya.”
“Apa kau yakin kau Go Eun
Byul?” eun byul terdiam dan termenung
membaca itu.
Yi an menyetuh kepala sebelah
kanan eun byul dan ia melihatnya tapi itu kaca, eun byul berbalik melihat ke
kiri dan yi an sudah pasang tampang manisnya di hadapan eun byul “Apa kau tak
mau menjawab?” eun byul kaget mleihat yi an, lalu tersenyum juga. Yi an
mencubit pipi eun byul dengan gemasnya, mereka pun saling cubit-cubitan. So
sweet. (ini pasti yang ada di dalam mobil sama mereka gemes juga ngeliatnya
kkke.. awww)
Di kelas, eun byul meminjam
catatan shi jin karena ia tidak masuk dan akan menyalinya tapi song jo tanpa
sengaja melihat gaya tulisan eun byul yang berubah dan ia merasa takjub karena
hal itu, shi jin juga melihatnya dan itu memang berubah, bahkan shi jin
menunjukkan gaya tulisan eun byul yang lama dari surat yang eun byul berikan
padanya. Shi jin mencocokkannya dan itu benar-benar beda. Shi jin “Di film, meski
kau lupa ingatan... tubuhmu masih ingat bagaimana melakukan banyak hal.
Misalnya di olahraga yang kau bisa atau saat main piano.” Song jo juga
membenarkan hal itu.
Song jo melempar yi an kertas
karena sedang menggunakan headphone dan bertanya jika yi an hilang ingatan apa
yi an tidak akan bisa berenang lagi nanti ? yi an “Entahlah... mungkin tidak
bisa.” Eun byul langsung berubah ekspresi dan ia menutup bukunya akan
melanjutkan nanti saja. Eun byul keluar kelas karena ia merasa pusing dan akan
ke uks. Yi an memperhatikannya eun byul keluar kelas.
Di uks, seorang petugas berjaga
dan bilang kalau bel sekolah sudah berbunyi jadi sebaiknya tae gwang kembali
kekelas. Tae gwang yang ada di uks malah sibuk melihat ponselnya tentang berita
ibunya yang akan menikah lagi, tae gwang tidak mau kembali ke kelas dan ia
bilang masih sakit karena kecelakaan kemarin. Petugas “Jika kondisimu buruk,
pergilah ke rumah sakit sekarang.” Tae gwang “Ini tak separah itu. Mungkin aku
butuh...2 jam.” Petugas itu akan pergi ke administrasi jadi tae gwang tetap
diam disini saja ya. (okeh)
Eun byul masuk ke uks dan melihat
ada tae gwang disana, eun byul juga berbaring di ranjang uks di sebelah tae
gwang. Eun byul “Gong Tae Kwang. Kudengar kau kecelakaan? Apa kau terluka ?”
tae gwang melihat siapa yang bicara, tapi begitu tau itu eun byul, tae gwagn
langsung menutup kembali gorden pembatas itu “Jangan bicara padaku. Kondisiku
serius.”
Eun byul “Ingat yang kau bilang
terakhir kali? Kau bilang aku tak memperlakukanmu seperti manusia. Kitapun
pernah bicara cuma sekali. Berarti, kau pasti tak tahu apapun tentang aku.” Tae
gwang tau satu hal tentang eun byul , apa itu ? hanya eun byul yang amnesia.
Eun byul tersenyum dan ia merasa adil karena sama-sama tidak tau tentang
mereka. eun byul menyukai itu.
tae gwang membuka gorden pembatas
“Kau suka? Kalau kau amnesia?” eun byul berbalik dan menatap tae gwang “Mau
kuberitahu suatu rahasia juga? Jangan percaya apapun perkataanku. Aku sungguh
pembohong. namaku Go Eun Byul.” Tae gwang yang sudah serius mendengar merasa ia
di bohongi, tae gwang juga memberikan rahasianya pada eun byul. Tae gwang
menunjukkan foto ibunya yang seorang artis dan mengatakan song hee young itu
adalah ibunya. tae gwang bahkan menyandingkan foto itu di wajahnya, tae gwang
mencoba tersenyum agar terlihat mirip. Eun byul pun tersenyum juga.
Guru kim datang menemui dir go,
dir go menyapa guru kim dengan ramah dan kelihatan dekat tapi guru kim menjawab
seadanya dan kelihatan ketus. Dir go minta maaf karena tae gwang iseng masalah
mobil itu, tapi guru kim berjanji akan bertanggung jawab. Dir go “Aku tahu kau
sangat kecewa denganku.” Guru kim “Kecewa? Saya tidak punya hak untuk memakai
istilah itu. Jika saya mengingat bahwa
guru juga berusaha bertahan hidup... itu tidaklah buruk. Saya permisi.”
(mimin yakin ada cerita masa lalu kurang mengenakan di antara mereka, apa lagi
ada kata-kata guru juga harus bertahan hidup.. tapi sesuatu itu apa ya ?
readers.. ada feeling ? )
Guru kim keluar dari ruangan dir
go dan Eun byul berpas-pasan dengan guru kim, lalu mereka terhenti karena
sebuah pesan masuk, isi pesan itu sama “[Setidaknya, bisakah kau mengingat
kenangan baik?] [Jung Soo In]” eun byul ingat ia pernah bertemu dengan ibu soo
in di depan cafe. Eun byul tanpa saar menyebut nama “jung soo in” dan itu
terdengar guru kim, guru kim “Apa katamu?” eun byul “Bukan apa-apa. Saya hanya
mendapat SMS aneh. Omong-omong, Pak... apakah ada yang bernama Jung Soo In di
sekolah ini?” guru kim kelihatan gugup dan seperti menutupi sesuatu “Entahlah.
Aku tak mungkin tahu nama siswa satu per satu.” Guru kim segera pergi. (ini
menarik ini.. siapa jung soo in ? jung soo in juga pernah mengirimi eun byul
asli saat wisata itu pesan sampai2 eun byul menjatuhkan ponselnya. Sebenarnya
dia siapa ? dan setiap orang yang mendengar namanya seperti terkejut. Contohnya
guru kim, lalu mi gyeong.. hmmm semakin ruet yes)
Di kelas, tae gwang merebahkan
dirinya di meja, anak-anak yang lain malah bergosip tentang artis song hee
young yang kabarnya merupakan mantan istri dari direktur mereka, anak-anak ini
bahkan kasihan pada direktur karena hee young sudha menikah 3 kali tapi
direktur sekali pun belum pernah menikah lagi. Tae gwang yang mendengar hal itu
tidak suka apa lagi saat mereka menyebut kalau hee young menikahi laki-laki lain
hanya untuk harta gono gini saja tae gwang jadi marah dan menendang gi tae yang
mengatakan kalau harta gono gininya lebih besar dari ruang olah raga mereka.
Gi tae dan tae gwang terus
bertengkar sampai babak belur, seorang siswa melapor ke guru kalau mereka
bertengkar dan segera bergegas kekelas, tapi suasana kelas sudah ricuh, tae
gwang berdarahdarah tapi ia hanya tertawa ketika di hajar gi tae, tae gwang
jatuh tersungkur, eun byul yang ada di dalam ruangan itu mencoba menahannya dan
bilang jangan lakukan itu tapi tae gwang yang sudah gelap mata malah
menghempaskan tangan eun byul dan membuat eun byul terjatuh, tangannya menatap
kaki kursi.
Yi an datang kekelas dan melihat eun byul terluka, ia segera menolongnnya dan menghentikan perkelahian ini, saat
itulah guru datang. Guru meminta tae gwang dan gi tae mengikutinya.
Tae gwang melihat eun byul yang
terluka, tae gwang khwatir dan akan melihatnya tapi yi an menahannya dan
mendorong tae gwang sampai terjatuh, tae gwang hanya bisa melihat eun byul
dengan tatapan penuh kekhwatiran. Yi an “Kau yakin tak apa?”
Eun byul. Song jo dan shi jin
pulang sekolah bersama. Song jo mulai membuka bicara sebenarnya ia ingin tanya
setelah eun byul ingatannya pulih, tapi eun byul terlihat aneh saat mereka
pergi ke study tour. Shi jin juga menambahkan kalau ia melihat eun byul dan
seorang pria bertengkar saat study tour dan eun byul memiliki luka di leher,
luka itu bahkan cukup dalam. Eun byul jadi ingat apa yang di katakan tentang
luka itu juga.
Setelah teman-temannya bicara uen
byul jadi penasaran siapa lelaki itu sebenarnya ? apakah itu yi an ? song jo
dan shi jin bilang itu bukan karena yi an tidak datang karena ada pertandingan.
Eun byul berdiri di luar gedung
menunggu yi an, yi an keluar dan langsung menyapa apakah eun byul tidka sakit ?
ini bukanlah luka serius jawab eun byul. Eun byul “Kau bilang kau mampir
sebentar ke tempat study tour, kan? Apa mungkin, kau menemuiku? “ eun byul
langsung bertanya hal itu pada yi an, yi an teringat ia pernah bicara dengan eun
byul saat olahraga pagi bahwa ia datang kesana untuk menemui orang yang ia
ingin ia lihat. Yi an kali ini menjwab dengan tidak jujur bahwa ia tidak
menemui eun byul, eun byul “Song Joo dan Shi Jin bilang mereka melihatku bertengkar
dengan seorang pria dekat hotel. Pertengkaran serius sampai ada luka di
leherku. “ yi an yang tau bukan itu penyebabnya ingin menjelaskan tapi ia
menahannya. Eun byul jadi semakin penasaran siapa itu.
Tae gwang asik main game di
rumahnya, dir gong datang dan langsung mencabut aliran listrik dari game itu.
dir gong langsung to the point meminta tae gwang untuk sekolah di luar negeri,
tae gwang tanya kenapa ? apa selama ini ayahnya tidak puas mengirimkannya ke RS
Jiwa selama 1 sampai 2 bulan ? tanpa di sangka dir gong malah bilang kalau
mereka lebih baik untuk tidak bertemu.
Tae gwang “Benar. Kebenaran
akhirnya muncul. Perlakuan apa ini? Kau hanya ingin menyingkirkanku dari
pandanganmu.” Tae gwang pindah tempat duduk dan melanjutkan perkataannya “ Kau
tahu ini hari apa, kan? Tak perlu hadiah. Tapi, bagaimana kalau kita bertiga makan
bersama? Sudah 10 tahun lamanya. Kita juga bisa memberi selamat pada pernikahan
ketiga ibu.” dir gong tentu marah mendengar hal itu dan mengatai tae gwang ini
semakin lama mirip seperti ibunya.
Tae gwang berdiri berhadapan
dengan ayahnya “Aku ingin tahu. Apa aku mewarisi sifat ibuku? Atau semua orang
jadi seperti itu saat mereka tinggal dengan ayah?” dir gong “Menyedihkan. Berapa
lama kau akan terus bersifat kekanakan begitu? Ini sudah tak tertahankan, tinggalkan
rumah ini.” tae gwang “Tidak. Bukankah
kau bilang ini hukumanmu? Terlahirnya aku adalah dosa? Maka kau tak seharusnya terus
menerima hukumanmu? Dulu, mending aku mati saja!”
Dir gong marah dan langsung
menampar wajah putranya yang sudah penuh luka “Apa itu yang seharusnya kau
katakan pada ayahmu?” tae gwang bicara dengan nada yang serius “Pikirkan
baik-baik. Anak mana yang harus mendengar dan menyaksikan itu selagi kecil... hingga
menjadi orang sepertiku.”
Tae gwang merasa kesal dan
melampiaskan kekesalannya dengan keluar rumah menggunakan alat seperti sepeda
di jalan raya, tae gwang menjerit jerit meluapkan perasaaan kesalnya.
yi an di rumahnya melihat medali itu dan membalik-balikkannya, yi an seperti
memperhitungkan sesuatu ia akan menyesalinya atau tidak, sampai akhirnya yi an
memutuskan untuk mengirim eun byul pesan dengan mantap melihat medali emas itu “Go
Eun Byul, ada yang mau kukatakan padamu. Keluarlah sebentar.”
Ponsel eun byul ada di kamarnya
yang kosong, yi an berlari keluar rumah utnuk bertemu eun byul tapi eun byul
keluar rumah untuk membeli sesuatu.Dan di tengah jalan ia berpas-pasan dengan
tae gwang. Eun byul bersikap seolah tidak melihat tae gwang begitu juga dengan
tae gwang sampai akhirnya mereka saling berhenti “Kenapa denganmu? Muncul
tiba-tiba.” Eun byul “ itu terserah aku”
Tae gwang melihat tangan eun byul
yang terluka dan tanya kenapa eun byul ikut campur urusannya ? eun byul bilang
tidak usah untuk khwatir. Tae gwang “Apa itu artinya, "aku tak baik-baik saja,
jadi perhatikan aku"? Katamu semua yang kau katakan bohong.” Eun byul
tidak ingin berdebat dan membiarkan tae gwang untuk berfikir sesukanya. Eun byul
malah berjalan pergi lagi sampai tae gwang kembali memanggil “Hey! Masalahnya...
hari ini aku ingin sendirian.” Eun byul dengan ketus menjawab “Memang siapa
yang menghentikanmu?” tae gwang agak kecewa dengan jawaban itu karena artinya
adalah sebaliknya kalau ia tidak ingin sendirian. Tanpa di sangka eun byul
tersenyum dan malah berbalik melihat tae gwang.
Yi an berlari menuju rumah eun
byul tapi di tengah jalan ia melihat eun byul sedang tertawa gembira bersama
dengan tae gwang, eun byul di ajarkan bermain alat seperti sepeda milik tae
gwang, yi an cemburu melihat mereka.
Di sekolah, guru kim akan masuk
ke dalam kelas bersama siswa baru, siswa itu masuk ke dalam kelas dan
memperkenalkan dirinya, dia adalah so young siswa pembully di sekolah eun bi
yang lama. So young yang melihat ke kelas kaget begitu melihat eun byul, eun
byul yang sebenarnya eun bi juga kaget melihatnya karena ia kenal dengan so
young. So young dan eun byul saling bertatapan.
Bersambung chingu...
0 Response to "Sinopsis Drama Korea Who Are You : School 2015 Episode 4 Part 2"
Post a Comment