Satu
Pertemuan adalah
sebuah takdir
Pagi itu cuaca cerah menemani
perjalanan park mirae menuju ke tempat kerjanya. Ogyo Advertising. Setelah
berusaha melamar kesana kemari akhirnya mirae menemukan tempat yang mau
menampung dirinya untuk memulai hidup yang baru di kota ini “ Seoul.” Park
mirae meregangkan tangan merasakan hembusan angin yang datang padanya. Tapi
tetap saja cuaca cerah tidak membuatnya lepas dari kesialan, mirae di tabrak
ajushi menggunakan sepeda dan membuatnya
tersungkur di tanah “ maaf, maaf “ ucap ajushi itu pada mirae dan
langsung segera pergi dari sana tanpa mendengarkan park mirae yang menjerit
memarahi ajushi“ augh... sial. Ya !! ajushi hati-hati kalau naik sepeda. “
mirae juga menambahkan “ hari apa ini aku kena sial. Mungkin harus mandi
kembang tujuh rupa biar gak sial lagi” mirae membersihkan tangan dan bajunya
yang terkena pasir.
Sadar jam terus berjalan dan
mirae bisa terlambat, park mirae bergegas pergi ke halte untuk pergi
kekantornya. Kesialan tidak berhenti sampai disitu, busway yang di
tunggu-tunggu tidak datang-datang karena ini merupakan hari pertama masuk kerja
para karyawan dan pastinya sangat ramai hingga begitu busway itu datang, semua
kursi sudah terisi pernuh dan hanya menyisakan beberapa baris pegangan di dalam
busway itu. park mirae mau tidak mau masuk dan mengambil posisi. Mirae
berpegangan pada tiang di dalam bus itu tapi bus melaju dengan kencang dan
membuat mirae kehilangan keseimbangan.
Mirae hampir jatuh kebelakang
jika tidak ada seorang lelaki yang menahannya. “oh.. terima kasih.” Mirae
mengucapkan terima kasih sambil membungkuk memberi hormatnya, mirae melihat
sekilas wajah laki-laki itu. laki-laki itu pun ikut membungkuk tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Mirae kembali melihat ke depan,
mengerutkan kening dengan perasaan bercampur aduk karena malu sekaligus senang karena
bertemu pangeran tampan di pagi hari. Mirae tiba di halte depan kantornya.
Mirae berlari ke dalam gedung
kantor dengan papan nama besar di depannya “ Ogyo Advertising.” Mirae menunggu
lift yang masih berada di lantai 5. Mirae sibuk merapikan rambut dan pakaiannya
di depan lift itu tanpa memperhatikan sekitarnya dan ia terkejut ketika melihat
orang yang sudah berdiri di sampingnya. “ dia
lagi “ mirae bergumam dalam hati, laki-laki yang tadi di dalam bus itu juga
bekerja di kantor ini. mirae memalingkan wajah pura-pura tidak melihatnya
karena masih malu dengan kejadian tadi.
Pintu lift terbuka, mirae tidak
segera masuk hingga laki-laki itu mempersilahkan mirae duluan “ ladies first”
itulah ucapnya, mirae pun menurutinya. Suasana di dalam lift begitu sunyi
bagaikan berada di kuburan. Laki-laki itu membuka cerita
“ kamu kerja disini juga ? di
bagian apa ?”
“ di bagian kreatif, kamu di
bagian apa ?” tanya mirae
“ ah.. di bagian ...itu...” belum
sempat laki-laki itu menjawab pintu lift sudah terbuka. Mirae dan laki-laki itu
pun berpisah ke ruangan tempat mereka bekerja masing-masing.
Mirae masuk ke dalam ruangan dan
menghadap ke meja kerja manager kim, manager tim ini. manager kim menjelaskan
apa–apa saja tugas mirae di kantor ini. manager kim meunjukkan meja kerja mirae
dan memperkenalkannya kepada semua staff kecuali meja kosong di sebelahnya. mirae mengangguk dan mulai menyiapkan
meja kerja dengan mengisi notesnya. Mirae segera menyiapkan tugas pertamanya.
Suasana di ruangan ini begitu sepi
sampai terdengarlah suara orang menyapa dengan riang gembiranya “hallo
semuanya...” mirae spontan melihat sumber suara itu dan kesialan level
tertinggi menghampirinya, itu adalah kim sung kyun. Seorang teman lama dan
Cinta pertamanya yang tidak pernah tersampaikan.
Mirae membelalakkan mata dan
berpaling dari sung kyun “ kenapa dia ada
disini? Kenapa harus satu kantor bersamanya ?” mirae hanya bisa berkata
dalam hatinya.
Sung kyun segera duduk di meja
kosong sebelah mirae. Sung kyun sangat nyaman dengan posisinya ini dan
bernyanyi-nyanyi dengan ceria tapi ia berhenti bernyanyi ketika melihat mirae
ada di sampingnya. “ ya!! Kau.. park mirae ssi, kamu kerja disini ?” sung kyun
menyeringai tersenyum melihat mirae “ lama tidak bertemu, apa kabar ? semoga
kita bisa bekerja sama dengan baik ya” sung kyun mengulurkan tangannya untuk
bersalaman dengan mirae. Mirae tidak membalas uluran tangan itu dan memasang
wajah ganasnya “ ya... semoga saja!”
Sung kyun menarik kembali tangannya sambil berkata pelan “ baiklah..”
Sung kyun mengambil berkas di
atas mejanya dan setengah berlari menyerahkan berkas itu ke manager kim yang
duduk di ujung ruangan ini. “ Hyung.. ini berkasnya.” Manager kim menerimanya
dan mendengarkan bisikkan sung kyun “ hyung.. tengkiu yah.” Manager kim hanya
mengangguk menuruti sung kyun.
***
Mirae sudah bekerja keras hari
ini di hari pertamanya, mengerjakan Slide persentase serta memikirkan ide
terbaru untuk konsep iklan membuat mirae jadi lapar. Mirae turun ke cafe shop
di lantai bawah gedung ini “ L Bon Cafe.” Cafe ini cukup menyenangkan untuk di
buat duduk bersantai menikmati hari yang cerah, tapi hari cerah sepertinya
belum berpihak pada mirae. Lagi dan lagi mirae melihat sun gkyun yang berjalan
menuju salah satu kursi di sudut cafe dengan membawa minuman yang sudah di
pesannya. Sung kyun duduk sendiri dan melihat mirae yang juga baru saja
memasuki cafe ini.
Mirae tetap berjalan santai
seakan tidak melihat sung kyun saja, mirae memesan makanan dan membawanya
mencari kursi. “Sial” mirae kembali bergumam. Meja yang tersisa dalam cafe ini
sudah di ambil salah seorang lelaki. Mirae melihat ke kanan dan ke kiri tapi
tetap saja tidak ada seorang pun yang akan pergi meninggalkan meja. Mirae pun
bertatapan dengan sung kyun yang hanya seorang diri di mejanya. Sung kyun
menunjuk kursi di depannya pada mirae, tapi mirae tidak bergeming dan malah
berjalan menuju arah yang berlawanan. Mirae memutuskan untuk bergabung bersama
orang yang tidak ia kenal dari pada bersama sung kyun.
Mirae melihat pemuda yang duduk
sendiri di dekat kaca, mirae memberanikan diri untuk meminta ijin duduk di meja
itu meski ia tidak kenal. “ permisi, boleh saya duduk disini. Ah.. semuanya
sudah penuh” mirae agak salah tingkah melihat tatapn cool dari pemuda itu.
Pemuda itu tidak banyak bicara dan hanya mengangguk mempersilahkan.
Mirae duduk di hadapan pemuda itu
dan kembali bergumam “ benar-benar terlalu...” mirae tidak memperhatikan pemuda
yang ada di hadapannya sedang menatap tajam padanya. Mirae hampir menghabiskan
semua makanan yang ada di mejanya lalu tersadar ada pemuda di hadapannya.
Setelah di perhatikan mirae ingat pemuda itu adalah orang yang menolongnya dan
juga orang yang ia temui di lift.
Flashback
Mirae dan pemuda itu berada di
dalam lift, suasana sepi. Pemuda itu mencoba membuka suasana untuk berbicara
pada mirae karena sebenarnya ia melihat resleting celana mirae yang sedikit
terbuka. Pemuda “ kamu kerja disini juga ? di bagian apa ?” “ di bagian
kreatif, kamu di bagian apa ?” tanya mirae“ ah.. di bagian ...itu...” pemuda
itu sedikit menunjuk bagian bawah celana mirae tapi ia memalingkan wajah, belum
sempat pemuda mengatakannya pintu lift sudah terbuka. Mirae dan laki-laki itu
pun berpisah ke ruangan tempat mereka bekerja masing-masing.
Mirae menyadari apa yang di
lakukan pemuda itu saat pemuda itu memalingkan wajah saat mirae melihat
bayangan dirinya di kaca. Mirae tersentak dan menutup wajahnya karena malu
“aughh sial” mirae segera membenarkan resleting celananya dan berlari menuju
ruangan kerjanya”
Flashback end
Mirae kembali tertunduk melihat
pemuda itu karena hari ini merupakan hari tersial dalam hidupnya. Mirae segera
menyantap makannya dan akan pergi dari meja itu. pemuda itu memanggil mirae
“hei” mirae tertunduk malu sambil memejamkan matanya “ya” jawab mirae sambil
berbalik takut terjadi hal-hal yang lebih memalukan lagi. “ tas itu..
tertinggal” mirae melihat ke sampingnya dan benar tasnya tertinggal, ia sedikit
lega karena ini tidak kesialan yang memalukan. Mirae segera dari sana.
***
Mirae sudah sampai di rumah
dengan lega, mirae berbaring di tempat tidurnya memikirkan pertemuannya dengan
sung kyun yang tidak pernah ia duga. Mirae memejamkan mata dan bergeleng-geleng
memikirkan hal itu seakan itu adalah hal yang terburuk di dalam hidupnya.
Mirae mengambil ponselnya dan
melihat sosmednya, ia mengecek sosmed sung kyun yang berbunyi “ pertemuan
adalah sebuah takdir, tapi aku harap takdir ku tidak bersamanya...
menyedihkan.. tidak ada yang berubah sama sekali.” Mirae membelalakkan mata melihat
status terbaru sung kyun. Mirae duduk melihatnya agar lebih jelas.
“apa? takdir? Menyedihkan?“ mirae
tidak percaya atas apa yang ia lihat ini, mirae ingin membalas dengan memakinya
tapi niat itu ia urungkan, mirae sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan sung
kyun, mirae melemparkan smartphonenya ke sampingnya. Mirae menarik selimut
menutupi seluruh tubuhnya. Tapi tetap saja mirae tidak bisa tidur, mirae
menedang-nendang selimut itu dan menghajar guling di sampingnya dengan kesal.
Mirae meneteskan air mata saking sedihnya.
Mirae kembali meraih
smartphonenya dan membuat status di sosmed sebagai balasan dari apa yang sung
kyun tulis “ takdir ? itu lebih tepat sebagai kesialan. Sial adalah bertemu
orang yang tidak pernah di inginkan.”
***
Pagi hari sudah kembali
menjelang. Mirae segera berangkat ke kantor dengan berlari-lari menuju halte
bus. Mirae sudah hampir tiba namun pada saat itu juga bus sudah akan pergi
meninggalkan halte, mirae berteriak-teriak memanggil supir bus itu tapi bus
tetap melaju. Mirae sudah hampir putus asa mengejar bus itu tapi tiba-tiba bus
itu berhenti, mirae senang melihat bus itu berhenti dan segera masuk ke dalam
bus itu.
Mirae segera mencari tempatnya
untuk berdiri, dan lagi dan lagi ia bertemu pria itu. pria itu lah meminta supir
berhenti karena melihat mirae yang berlari mengejar bus. “ kamu... lagi...?” mirae kaget bertemu lagi
dengan pria itu.
Mirae segera berpegangan pada
tiang bus takut terjadi kesialan lagi seperti terakhir kali. Kali ini mirae
yang membuka cerita pada pria itu, “ permisi, nama kamu siapa?” mirae agak
kikuk mengajak pria berkenalan terlebih dahulu. Pria itu masih dengan tatapan
cool memandang mirae sambil menjulurkan tangannya “ dylan, park dylan “ mirae
langsung menyambut uluran tangan itu “ saya, park mirae.” Mirae tersenyum manis
kali ini untuk dylan.
Dylan dan mirae turun di halte
dekat kantor mereka dan segera berjalan masuk ke dalam kantor menuju lift.
Mirae mulai berani untuk bertanya tentang defisi tempat dylan bekerja, dylan
pun menjawab hanya seperlunya. “ah dia
orang yang irit bicara” mirae kembali bergumam sendiri, namun itu masih
terdengar dylan “ apa?” mirae gugup “ ah tidak tidak”.
Pintu lift sudah terbuka, dylan
dan mirae segera masuk dan pintu akan tertutup. Sebuah tangan menghalangi laju
pintu itu. “maaf, maaf” terdengarlah suara yang tidak asing untuk mirae, sung
kyun terenggah-engah karena berlari mengejar lift ini. Mirae dan sung kyun saling bertatapan atas
pertemuan mereka lagi. Dylan segera masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai
yang sama dengan mirae juga dylan. Suasana kembali hening.
bersambung ke bab 2 disini
0 Response to "Sinopsis Cerita Never Ending First Love - Pertemuan Adalah Sebuah Takdir"
Post a Comment